Selasa, 11 Desember 2018

APA YANG ADA DISISIMU AKAN LENYAP DAN APA YANG DI SISI ALLAH AKAN KEKAL

Selasa
11 Desember 2018
3 Rabiul Akhir 1440
Ngaji Yuk

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

قانون الحياة
لا فرحة مكتملة
 ولا حزن مستمر

"Tak ada kesenangan yang terus menerus dan tak ada kesedihan yang berkesinambungan"
•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•

💠 Faidah Pertama

Hidup Di Dunia Hanya Sementara

Sesungguhnya kehidupan dunia yang penuh dengan kesenangan dan kesedihan ini hanyalah kehidupan yang fana dan sementara.

Tak ada kesenangan yang terus menerus, dan tak ada kesedihan yang terus menerus pula

Semua akan berakhir. Dunia pasti akan sirna. Dunia niscaya akan binasa, dan akhirat pasti akan kita temui.

Allah Ta’ala berfirman,

مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ

“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal.”
(QS. An Nahl: 96)

💠 Faidah Kedua

Hidup Adalah Sebuah Perjalanan

Sesungguhnya dunia ini hanyalah tempat persinggahan sebentar saja , bukan tempat kita menetap. Oleh karena itu jangan tambatkan hati kita kepada dunia . Jangan terperdaya olehnya

Berjalan terus dengan ketakwaan yang kokoh sampai kepada saatnya menemui Rabb-nya.

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memegang pundaknya, lalu berkata,

كُنْ فِى الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ ، أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ

"Hiduplah kalian di dunia seakan-akan seperti orang asing, atau seperti seorang pengembara.”

Al-Hasan Al-Bashri berkata,

المؤْمِنُ فِي الدُّنْيَا كَالغَرِيْبِ لاَ يَجْزَع مِنْ ذُلِّهَا ، وَلاَ يُنَافِسُ فِي عِزِّهَا ، لَهُ شَأْنٌ ، وَلِلنَّاسِ شَأْنٌ

"Seorang mukmin di dunia seperti orang asing. Tidak pernah gelisah terhadap orang yang mendapatkan dunia, tidak pernah saling berlomba dengan penggila dunia. Penggila dunia memiliki urusan sendiri, orang asing yang ingin kembali ke kampung akhirat punya urusan sendiri.”
(Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2: 379)

💠 Faidah Ketiga

Pandai Mensyukuri Nikmat

Ketika kita menyadari bahwa segala kesenangan dan kenikmatan yang Allah berikan di dunia ini hanya sementara, maka sudah sepatutnya kita pandai mensyukuri nikmat yang Allah berikan ini.

Jangan merasa sombong bahwa kesenangan yang didapatkan adalah hasil dari jerih payah yang telah dilakukan selama ini, bukan karena pemberian dari Allah.

Bahkan semestinya kita merasa takut dan khawatir karena kemungkinan kesenangan ini adalah istidraj.

istidraj artinya suatu jebakan berupa kelapangan rezeki padahal yang diberi dalam keadaan terus menerus bermaksiat kepada Allah

Mari kita renungkan firman Allah Ta'ala berikut ini :

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).”
(QS. Adh Dhuha: 11)

▪Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

التَّحَدُّثُ بِنِعْمَةِ اللهِ شُكْرٌ ، وَتَرْكُهَا كُفْرٌ

“Membicarakan nikmat Allah termasuk syukur, sedangkan meninggalkannya merupakan perbuatan kufur.”
HR. Ahmad, 4/278.

▪Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ

“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah
🙏🙏

🌷 Untuk mendapatkan informasi seputar program Tahfizhul Qur'an MASBI silahkan klik link dibawah ini


🔘 www.basmalahlearningquran.com 🌻

🙏 Semoga bermanfaat

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

0 comments:

Posting Komentar