Syahdan, ketika Isma'il kecil dituntun ayahandanya, Nabi Ibrahim AS,
ketempat penyembelihan di Mina, datang syetan menggoda. Ia membujuk Isma'il
supaya membangkang pada ayahnya. Tapi, godaan itu tidak mempan. Isma'il tetap
tak tergoyahkan meski bujukan dilancarkan berkali-kali oleh syetan. Isma'il
malah melempari syetan dengan batu. Ternyata syetan tak putus asa. Sementara
Isma'il terus berjalan, ia melancarkan bujukan mautnya. Kembali Isma'il melemparinya.
Dan karena masih digoda lagi, ia melemparinya yang ketiga kalinya.
Di tiga titik tempat syetan dilempar itulah kemudian didirikan tiang-tiang.
Tiang-tiang itulah yang kini dilempari oleh jemaah haji dalam jumrah. Ketiga
tiang itu dinamai Jamarat (tempat-tempat melempar), masing-masing Jamrah Sughra
(Ula), Jamrah Wustha dan Jamrah 'Aqabah. Ketiganya berada pada jarak
berdekatan. Yaitu 247 meter antara 'Aqabah dan Wustha, dan 200 meter antara
Wustha dan Sughra.
Dari sini tahulah kita, dalam melempar jumrah tidak ada keharusan batunya masuk kedalam sumur. Yang penting lemparan tersebut mengenai tiang Jamarat.
Bantuk sumur pada ketiga Jamrat itu tidak sama. Kalau di Sughra dan Wustha bentuknya ligkaran penuh. Namun di 'Aqabah bentuknya hanya setengah lingkaran. Hak ini dikarenakan, tiang 'Aqabah itu dulunya menempel pada bukit. (Rupanya syetan saat dilempar terakhir kali berada dibukit tersebut, Bukit tersebut tidak terlalu tinggi, hanya beberapa meter, 100 meter).
Nah setelah bukit itu diratakan dengan tanah untuk perluasan jalan, bentuk setelah lingkaran tadi tidak diubah. Hal ini guna menghindari kesalahan melempar yang dulu ada bukitnya.
Kini tempat jumrah terdiri atas dua susun. Lantai atas (yang bentuknya menyerupai fly over dan disebutJembatan Jamarat itu) dibangun pada 1383 H (1963 Masehi) guna menampung jamaah haji yang semakin meningkat jumlahnya.
Semoga bermanfat
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
0 comments:
Posting Komentar